TEKNIK PENULISAN KARYA
ILMIAH
A.
KUTIPAN
Kutipan adalah Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa
tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, ataupun bentuk tulisan yang
lainnya, maupun dalam bentuk lesan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
Fungsi :
• Landasan teori
• Penguat pendapat penulis
• Penjelas suatu uraian
• Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara
mengutip yaitu:
1. Kutipan
langsung
adalah mengutip
pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
a. Kurang dari 40 kata
Merupakan bagian dari teks dan ditulis diantara tanda kutip (“…..”)
dengan diikuti nama pengarang, tahun dan halaman.
b. Lebih dari 40 kata
Ditulis terpisah dari teks yg mendahului dan dimulai pada ketukan ke 6
dari tepi kiri dengan spasi tunggal.
2.
Kutipan tidak langsung
• Mengutip
pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
• Dalam kutipan
ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
• Untuk
menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun.
B.
DAFTAR
RUJUKAN/REFERENSI
Merupakan daftar
acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya.
Salah satu bagian dari sikap ilmiah, serta membutuhkan kecermatan &
ketelitian dalam penulisannya.
Format Vancouver
• Menggunakan cara penomoran (pemberian angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
• Dalam daftar
pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan.
• Sistem ini
beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Format Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan
urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari
penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf
a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam
daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan
huruf miring.
Aturan dalam membuat
daftar rujukan
• Urutan
penulisan rujukan adalah: nama pengarang, tahun, judul, kota terbit,
penerbit.
• Penulisan
pengarang diawali nama keluarga
• Urutan
penulisan dipisahkan dengan sparator dengan titik (.) atau koma (,).
• Judul ditulis
huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
• Pada daftar
rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
• Jarak antar
rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasiJarak antar
rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi
Contoh
daftar referensi :
• Berupa Buku
Abruzzie,
A. (1956). Work, Workers and Work Measurement. New York: Columbia University Press.
Adler, A. (1924). Individual Psychology. New York.: Harcourt
Brace and World Inc.,
• Berupa Jurnal, Buletin, Majalah, Prosiding, dan
Penerbitan Berkala
Dwirianti,
D. (2005). Penggunaan Biji Moringa Oleifera Lam dan Membran Mikro
Filtrasi sebagai Alternatif
Pengolahan Lindi, Jurnal Kimia Lingkungan 7
(1):7-12.
• Berupa Surat Kabar
Ampera
(Jakarta), 21 April 1964.
Berita Yudha (Semarang),
30 Djuni 1966.
Jakarta Times, July 1967-June, 1968.
Silas, J.
(1992). “Hendak Kemana Ruman Susun Indonesia ?”. Surabaya Post, 31 Juli,
hal.6.
Sjahrir, A. (1993). “Prospek Ekonomi Indonesia”, Jawa Pos
(Surabaya). 22 Maret, hal 7.
• Berupa TA, Thesis atau Disertasi
Dwirianti,D.
(2002). Membrane Bioreactor for High-Sulphur Wastewater Treatment.
Unpublished Thesis.
Postgraduate Programme. Universiti Teknologi Malaysia.
• Editor/penyunting sebagai “pengarang” dan
terjemahan
Von Hallberg, R., editor .(1984). Conons, University of Chicago Press,
Chicago.
Dick,
H.W. (1990). Industri pelayaran Indonesia : Kompetisi dan Regulasi,
Diterjemahkan oleh Burhanuddin A.
Jakarta: LP3ES.
• Pengaturan dan Publikasi Departemen/Badan
_______.
(1991). Governement Wage and Employment Policy : A Parallel Market in Labor.
In M.Rooemer and
C. Jones (eds.) Markets in Developing Countries, ICS Press,
San Fransisco, 75-87.
• Internet
Perkin,
A.H. (2002) Air Pollution, San Fransisco . www.airpollution.com.
(accessed 25 September 2005)
C. Membuat tabel, grafik dan gambar
Tabel
• Sederhana dan dipusatkan pada satu ide pokok
• Jika lebih dari setengah halaman, ditempatkan
pada halaman tersendiri
• Diberi identitas (nomor dan nama) di atas tabel
• Nomor tabel ditulis dengan angka arab
• Jika tabel lebih dari satu halaman, kepala tabel
harus
• diulang pada halaman selanjutnya
Grafik dan
Gambar
• Sederhana dan dipusatkan pada satu ide pokok.
• Jika lebih dari setengah halaman, ditempatkan
pada halaman tersendiri.
• Diberi identitas (nomor dan nama) di bawah
grafik/gambar.
• Nomor grafik/gambar ditulis dengan angka arab.
• Jika grafik/gambar lebih dari satu halalaman,
kepala grafik/gambar harus diulang pada halaman selanjutnya.
Tema,
Topik, Judul Tulisan dan Kerangka Karangan
• Tema
• Tema merupakan
amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
• Bisa berupa tema
pendek dan tema panjang
• Tema pendek :
berbentuk kata/frasa
• Misalnya :
- Cinta
- Kesenjangan sosial
• Tema panjang : berbentuk kata/frasa
• Tema kegiatan yaitu rumusan pemikiran pelaksanaan satu kegiatan yang dijadikan pegangan pokok dalam menjabarkan suatu event.
• Topik
• Topik adalah pokok
pembkicaraan/pokok permasalahan.
• Bersifat lebih
khusus/konkret karena padadasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
• Ciri-ciri topik :
- Bersifat umum dan
belum terurai
- Harus sesuatu
yang nyata/tidak boleh abstrak
• Contoh
Tema dan Topik :
- Topik :
Emansipasi Wanita
- Tujuan :
• Kedudukan dan
kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan eksistensi belum sepenuhnya terbuka
lebar.
• Perlakuan yang
tidak layak dari seorang suami kepada istrinya merupakan pelecehan terhadap
martabat wanita.
• Judul
• Merupakan penjabaran/perincian dari topik.
• Bersifat lebih spesifik dan telahmengandung permasalahan yang
lebih jelas atau lebih terarah.
• Syarat-syarat judul yang baik :
- Harus
relevan/bertalian dengan tema
- Harus
“provokatif”/menarik
- Harus singkat
• Kerangka Karangan
• Merupakan rencana teratur
tentangpembagian dan penyusunan gagasan.
• Berfungsi untuk mengarahkan.
• Dibentuk dengan menggunakan
sistem tanda atau kode tertentu.
• Macam kerangka karangan :
o
Kerangka topik
-
Terdiri atas kata,
frasa, dan klausa.
-
Tidak memerlukan
tanda akhir titik karena tidak memerlukan kalimat lengkap.
o
Kerangka kalimat
-
Unsur-unsurnya
berupa kalimat lengkap
-
Bersifat resmi
-
Memerlukan tanda
akhir titik
• Pola Punyusunan Kerangka Karangan
o Pola Alamiah > berdimensi ruang dan waktu
- Urutan ruang > pola penguraian yg menggambarkankeadaan suatu
ruang.
- Urutan waktu > berdasarkan urutankejadian/kronologis
o Pola Logis
- Klimaks - antiklimaks
- Sebab - akibat
- Pemecahan masalah
- Umum - khusus
CATATAN KAKI
1. Fungsi
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
2.
Pemakaian
• Mendukung keabsahan penemuan atau
pernyataan
• Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
• Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
3.
Penomoran
Menggunakan angka arab (1,2, dan
seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan
teknik superscripts.
4.
Penempatan
• Langsung di belakang bagian yang
diberi catatan kaki.
• Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.
• Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.
Ibid
• Singkatan dari Ibidum = sama
dengan diatas.• Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
• Ibid tanpa
nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang
sama.
• Jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya. Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.
• Jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya. Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.
Contoh Ibid :
22.
Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan
Peradilan administrasi Negara. Cet. II, Alumni, Bandung, h.86.
23.
Ibid. (berarti dikutip dari buku di atas dengan halaman yang sama).
24. Ibid, h. 90. (berarti halamannya
berbeda)
op.cit
• Singkatan dari opere citati =
karya yang telah dikutip.• Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah diselingi oleh sumber lain. Pemakaian • op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
• Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.
Contoh op. cit
18.
Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan Alumni Bandung,
(selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h. 131.
19.
Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. Berikut Peraturan-peraturan dan Contoh
contoh. Cet ke II Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II),
h. 98.
20.
Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia, Suatu Studi Di sekitar
Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21.
Sudargo Gautama I, op.cit, h. 139.
• Op.cit > yang dikuti adalah dari
karya Sudargo Gautama dalam “footnote” nomor 18 (bukan 19).
• Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau lebih.
• Dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
• Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
• Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau lebih.
loc.cit
• Singkatan dari loco citati =
tempat yang telah dikutip.• Dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
• Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
Contoh loc.cit :
26.
E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cet. IV,
Iktiar, Jakarta, h.176.
20.
Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia, Suatu Studi Di sekitar
Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
27. E. Utrecht, loc.cit.